Layaknya surat-surat lain dalam Al-Qur’an, surat Ad Dhuha juga memiliki asbabun nuzul, atau penyebab diturunkannya surat tersebut. Surat yang diturunkan di Mekkah ini termasuk surat makkiyah dan menjadi surat ke-93 dalam Al-Qur’an.
Surat Ad Dhuha berarti waktu dhuha. Arti dari waktu dhuha adalah ketika matahari naik sepenggalah. Surat yang terdiri dari 11 ayat ini diturunkan untuk membantah ucapan kaun musyrikin yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW telah ditinggalkan.
Saat itu, Jibril sudah lama tidak datang kepada Rasululah SAW. Dengan kata lain, sudah lama wahyu Allah SWT tidak turun kepada Rasulullah SAW sehingga memancing olokan dari kaum musyrikin.
Asbabun nuzul surat ad Dhuha ini dirangkum dalam beberapa sumber:
- Diriwayatkan oleh Al Hakim yang bersumber dari Zaid in Arqam bahwa Rasulullah SAW tidak didatangi Jibril. Berkatalah Ummu Jamil, istri Abu Lahab: “Aku berkesimpulan bahwa sahabatmu (Jibril) telah meninggalkan engkau dan marah kepadamu.” Akhirnya, turunlah ayat-ayat dari surat Ad Dhuha untuk membantah anggapan Ummu Jamil.
- Diriwayatkan oleh Said bin Manshur dan Al Farabi yang bersumber dari Jundubbahwa Jibril tidak datang kepada Nabi SAW untuk beberapa lama. Berkatalah kaum musyrikin, “Muhammad telah ditinggalkan.” Maka turunlah ayat-ayat ini (Ad Dhuha: 1-3) yang membantah ucapan mereka.
- Diriwayatkan oleh Aswad bin Qais bahwa Jundubbin Sufyan mengisahkan seorang dari kaum kafir tersebut, Ummu Jamil binti Harb, istri Abu Lahabberkata kepada Muhammad, “Wahai Muhammad, aku benar-benar berharap setanmu (yang dimaksud malaikat Jibril) telah meninggalkanmu. Sebab, aku tidak lagi melihatnya sejak dua hari atau tiga hari ini .” (HR Bukhari 4569).
Jawaban atas ucapan kaum musyrikin itu adalah turunnya surat Ad Dhuha sebagai penjelas bahwa Allah SWT tidak meninggalkan maupun murka terhadap Rasululah SAW. Justru sebaliknya, Allah SWT selalu menjaga Beliau tanpa terputus.
Asbabun nuzul surat Ad Dhuha di samping untuk membantah kaum musyrikin, juga mengandung larangan berbuat buruk baik pada anak yatim maupun orang yang meminta-minta. Sementara itu, penutup suratnya berisi perintah agar terus mensyukuri nikmat Allah.
Keuntungan Membaca Surat Ad Dhuha saat Sholat Dhuha
- Rezeki akan dicukupkan oleh Allah
Surat Ad Dhuha dianjurkan untuk dibaca pada rakaat kedua shalat Dhuha, tepatnya setelah membaca surat Al Fatihah. Dengan melakukan sholat dhuha secara rutin, maka Allah pun akan mencukupkan rezeki orang tersebut.
Hal ini diabadikan dalam suatu riwayat:
Allah Ta’ala berfirman, “Wahai anak Adam, janganlah engkau luput dari empat rakaat di awal harimu, niscaya Aku cukupkan untukmu di sepanjang hari itu.” (HR Ahmad).
- Diampuni segala dosa
Allah akan mengampuni dosa hambanya yag melakukann sholat dhuha dengan rajin dan konsisten sebanyak apa pun dosanya. Sekalipun hamba-Nya memiliki dosa yang begitu banyak layaknya buih di lautan, Allah tetap akan mengampuninya. Hal ini berdasarkan sebuah hadist yang diriwayatkah oleh Tarmidzi.
Oleh karena itulah sholat dhuha sangat dianjurkan walau hanya 2 rakaat di setiap pagi.
- Sedekah
Manusia wajibbersedekah dengan apa yang dimiliki, termasuk 360 sendi di dalam tubuh. Dengan kata lain, setiap sendi tersebut harus dikeluarkan sedekahnya. Namun, tidak perlu bingung soal bagaimana mengeluarkan sedekah untuk 360 sendi tersebut.
Pasalnya, sedekah yang mewakili 360 sedekah sendi ini dapat digantikan dengan melaksanakan shalat dhuha 2 rakaat.
Baca juga: