Setiap umat muslim diwajibkan untuk melaksanakan ibadah shalat lima waktu. Di samping menjalankan kewajiban yang telah diperintahkan oleh Allah SWT, melakukan ibadah yang bersifat sunnah sangat dianjurkan oleh para ulama. Salah satu ibadah yang dimaksud dan mudah untuk dilakukan adalah shalat dhuha.
Nabi Muhammad SAW di saat Beliau masih mengemban tugasnya sebagai seorang nabi, amalan yang dianjurkan untuk dikerjakan yakni shalat dhuha. Bahkan, beliau mewasiatkan hal tersebut kepada Abu Hurairah. Menurut perkataan Abu Hurairah, Rasulullah memberikan wasiat perihal 3 cara untuk lebih mendekatkan diri ke sang pencipta. Diantaranya yaitu puasa sebanyak 3 hari setiap bulannya, mendirikan paling sedikitnya 2 rakaat shalat dhuha setiap hari, dan menjalani shalat witir sebelum tidur saat malam hari.
Pengertian Shalat Dhuha dan Waktu Pelaksanaannya
Shalat sunnah menurut bahasa syara’nya dikenal dengan kata tathawwu’ atau nawafil. Arti dari kata tersebut yakni penambal atau tambahan. Sehingga, setiap kesalahan yang dilakukan saat melangsungkan ibadah wajib, dapat tertutupi melalui pelaksanaan shalat sunnah.
Sama halnya dengan shalat dhuha yang termasuk kedalam shalat sunnah. Shalat dhuha merupakan shalat yang dilaksanakan oleh umat islam saat matahari sedang berada dalam posisi naik, kurang lebihnya berjarak tujuh hasta tepat setelah matahari terbit. Keadaan tersebut diperkirakan terjadi sekitar jam tujuh pagi tergantung dari letak geografis atau tempat tinggal.
Jumlah rakaat dalam shalat dhuha, minimalnya adalah 2 rakaat dan beberapa tambahan rakat lainnya dengan angka genap. Namun, Rasulullah SAW menjalani shalat dhuha paling banyaknya yaitu 8 rakaat. Tata cara shalat dhuha, pada dasarnya sama seperti shalat fardhu, hanya saja niat shalat dhuha berbeda.
Waktu pelaksanaan sholatnya, dimulai dari terbitnya matahari hingga mendekati waktu shalat dzuhur. Maksimal waktu dari pengerjaan shalat sunnah dhuha yang dianjurkan adalah sekitar jam 10 pagi sampai dengan jam 11 siang. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi tabrakan waktu pengerjaan shalat sunnah dan shalat fardhu atau shalat wajib.
Keistimewaaan Shalat Dhuha
Berikut ini adalah penjelasan dari keistimewaan sebagaimana dibahas di Arrazi Ibrahim, yang bisa diperoleh bagi umat islam yang melaksanakan ibadah shalat dhuha. Sebelum melakukan ibadah tersebut, dianjurkan menghafalkan terlebih dahulu niat shalat dhuha itu sendiri.
-
Pahala yang didapatkan setara dengan melaksanakan sedekah
Rasulullah mengajarkan kepada umatnya untuk melakukan amalan sedekah sejak bangun dari tempat tidur. Sedekah tidak selalu berupa uang, sedekah bisa melalui amalan shaleh yang dikerjakan. Misalnya saja adalah niat shalat dhuha.
Niatnya saja sudah tercatat kedalam perbuatan baik, terlebih jika dikerjakan hingga akhir. Oleh sebab itu, di saat seseorang masih mampu berdiri dan menjalani kegiatannya sehari-hari dengan bebas tanpa ada halangan, sempatkan mendirikan 2 rakaat shalat dhuha.
Menjalani ibadah shalat dhuha, dapat membantu menyehatkan tubuh dan merilekskan pikiran. Setiap pergerakan saat mengerjakan shalat, akan dihitung sebagai sebuah sedekah. Bahkan, Rasulullah SAW sampai membuat perumpamaan bagi orang yang melaksanakan ibadah shalat dhuha. Mereka yang tidak mampu melakukan amalan baik seperti menjadi relawan dalam rangka membersihkan masjid atau menyingkirkan segala sesuatu di jalanan yang dapat mencelakai orang lain, maka dianjurkan untuk mendirikan dua rakaat dari shalat dhuha.
-
Sebagai penggugur dosa
Setiap manusia pasti melakukan kesalahan, baik yang disengaja maupun tidak. Oleh karena itu, amalan paling cepat yang mampu menggugurkan segala dosa yang telah diperbuat yaitu dengan menjalani ibadah shalat sunnah dhuha. Niat shalat dhuha harus ditanamkan sejak pagi hari sebelum melakukan aktivitas. Sehingga, secara otomatis hati akan tergerak untuk melaksanakan shalat dhuha hingga tuntas.
Shalat dhuha sangat ampuh bagi umat islam yang ingin terbebas dari dosa sebanyak apapun itu. Mulai dari yang sekecil kutu hingga melebihi luas jagat raya, dosa orang tersebut akan terampuni setelah melaksanakan shalat dhuha.
-
Kemudahan dan kelapangan rezeki sehari-hari
Keistimewaan yang paling dicari oleh setiap mukmin yang melakukan shalat dhuha yakni tercukupinya segala kebutuhan sehari-hari. Allah SWT menjanjikan kecukupan rezeki hamba-Nya, sedikitnya sampai dengan sore hari. Rezeki yang dimaksud tidak harus dalam bentuk materi. Contohnya saja kesehatan, kasih sayang, waktu istirahat, dan hal-hal lainnya yang seringkali tidak disadari, termasuk kedalam sebuah rezeki. Shalat dhuha juga dapat diartikan sebagai salah satu cara bentuk syukur kepada sang Maha Pencipta.
-
Dilindungi dari siksa api neraka
Neraka dikhususkan bagi manusia yang selama menjalani kehidupan di bumi selalu berbuat onar atau sering mengabaikan perintah dari Allah SWT. Akan tetapi, umat islam juga harus merasa khawatir bila suatu saat menghadapi kematian dan dimasukkan kedalam neraka. Ancaman diberikan agar seseorang tidak melewati batas yang telah ditetapkan.
Oleh sebab itu, jika merasa selama ini melakukan hal buruk atau selalu berada di jalan yang salah, segera bertaubat dan mendirikan shalat dhuha. Siapa pun yang melangsungkan 2 rakaat shalat dhuha, ke depannya saat di akhirat nanti, akan diberi perlindungan dan dijauhkan dari siksa api neraka.
-
Diberikan kunci masuk surga
Selain berpuasa saat bulan ramadhan tiba, cara mudah memperoleh kunci surga dengan niat shalat dhuha. Jangan hanya sekedar tersimpan dalam hati, laksanakan dengan perbuatan dengan mendirikan dua rakaat shalat dhuha. Setiap mukmin yang menjalaninya, diberikan kesempatan mendapatkan kemenangan akhirat dalam bentuk surga.
Tidak sampai di sini saja, bahkan sejak seseorang masih hidup di bumi, Allah SWT akan mendirikan istana di surga untuknya, jika orang tersebut senantiasa melakukan shalat dhuha.Untuk mendapatkan lebih banyak pelajaran terkait ilmu agama Islam, silahkan klik fataya.co.id.