Indonesia adalah Negara yang kaya dan sering dikunjungi oleh beberapa Negara. Termasuk Tiongkok dari ekspedisi Laksamana Cheng Ho yang terekam dalam sejarah Masjid Cheng Ho di Indonesia.
Sebagai Negara dengan mayoritas masyarakat beragama Islam tentunya Indonesia memiliki banyak masjid yang dibangun dengan megah sekaligus sebagai simbol daerah tersebut. Jika kebanyakan masjid menggunakan arsitektur berbentuk kubah dengan harga kubah masjid yang fantastis. Ada beberapa masjid yang dibangun menggunakan arsitektur unik mengadopsi budaya yang ada di masyarakat atau bahkan mengadopsi budaya dari Negara lain. Misalnya saja masjid menara kudus yang dibangun dengan mengadopsi bangunan candi yang identik dengan budaya hindu maupun masjid cheng ho yang mengadopsi budaya tiongkok yang kental dalam arsitektur masjid.
Sebagai Negara kepulauan yang kaya akan sumber daya alam, Indonesia sering menjadi tempat berlabuh kapal-kapal besar dari berbagai Negara. Banyak ekspedisi-ekspedisi yang dilakukan oleh orang-orang dari Negara lain dengan tujuan tertentu. Misalnya untuk mencari potensi sumber daya alam lebih banyak, menjalin kerja sama dengan beberapa daerah maupun menyebarkan ilmu atau ajaran tertentu. Sebelum mengenal agama, masyarakat Indonesia memiliki kepercayaan animisme dan dinamisme yang percaya pada benda atau hewan suci. Setelah itu agama Hindu dan Budha berkembang di Indonesia. Setelah runtuhnya kerajaan Hindu-Budha, pengaruh agama Islam mulai terlihat termasuk terbentuknya kerajaan Islam di Indonesia seperti kerajaan Perlak, Ternate, Samudra Pasai, Demak dan kerajaan lainnya.
Sejarah Masjid Cheng Ho Dari Akulturasi Budaya Tiongkok
Laksamana Cheng Ho adalah keturunan suku Hui yang menganut agama Islam. Cheng Ho adalah muslim yang taat yang memiliki misi untuk berdagang dan menyebarkan agama Islam di Benua Asia dan Afrika. Laksamana Cheng Ho telah melakukan perjalanan ke berbagai daerah di Nusantara melalui ekspedisinya dari tahun 1405 – 1433. Cheng Ho memiliki nama asli Ma He atau disebut juga Ma Sanbao yang mengabdi pada putra kaisar bernama Zhu Di dan berasal dari provinsi Yunnan.
Perjalanan Laksamana Cheng Ho tidak sendiri, dia ditemani oleh beberapa tokoh muslim yang juga berasal dari Tiongkok seperti Guo Chongli, Hasan, Ma Huan, Pu Heri dan Sha’ban. Cheng Ho melakukan pelayaran besar dengan membawa awak kapal yang kebanyakan beragama Budha dan Tao. Laksamana Cheng Ho pertama kali mendarat di Kepulauan Nusantara yaitu di Kerajaan Samudra Pasai pada tahun 1405 dengan niat untuk menjalin kerja sama dagang dan politik dengan Sultan Zainal Abidin Bahian Syah. Baru pada tahun 1407 Cheng Ho membentuk perkumpulan masyarakat Tionghoa Islam di Indonesia untuk pertama kali.
Tidak berhenti disitu, Laksamana Cheng Ho terus melakukan perjalanan hingga ke Pulau Jawa berkunjung ke Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Cirebon. Perjalanan Cheng Ho dalam menyebarkan agama Islam di Indonesia terekam dari sejarah Masjid Cheng Ho di beberapa daerah. Masjid Cheng Ho bukan didirikan ketika Laksamanan Cheng Ho melakukan perjalanan di Nusantara, tetapi didirikan ole Persatuan Islam Tionghoa Indonesa (PITI) bekerja sama dengan masyarakat setempat untuk mengenang jasa Laksamana Cheng Ho dalam melakukan dakwah di Indonesia.
Perjalanan Laksamana Cheng Ho Menyebarkan Agama Islam di Indonesia
Sejarah Masjid Cheng Ho menunjukkan adanya toleransi antar umat beragama dan sebagai wujud akulturasi budaya Tiongkok dan Indonesia dalam balutan agama Islam. Bangunan arsitektur Masjid Cheng Ho mengadopsi bangunan Pagoda serta warna mencolok khas Tiongkok seperti perpaduan warna merah, hijau atau kuning. Berikut beberapa Masjid Cheng Ho yang telah dibangun di Indonesia.
- Masjid Muhammad Cheng Ho di Surabaya
Masjid Cheng Ho pertama kali berdiri di Kota Surabaya dengan peletakkan batu pertama pada tahun 2001 dan mulai dibangun pada tahun 2002. Masjid ini dibangun atas prakarasa sesepuh, PITI, Yayasan Haji Muhammad Cheng Ho dan tokoh masyarakat Tionghoa yang berada di Surabaya. Masjid ini berada di Jalan Gading, Ketabang, Gading, Surabaya dengan arsitektur yang sangat mirip dengan bangunan kelenteng khas Tiongkok.
- Masjid Cheng Ho di Palembang
Selain di Jawa, Masjid Cheng Ho juga didirikan di kota Palembang pada tahun 2003. Berdasrakan sejarah Masjid Cheng Ho memiliki nama asli Masjid Al Islam Muhammad Cheng Ho Sriwijaya. Arsitektur yang kental dengan budaya Tiongkok seperti di bagian menara yang dicat dengan warna merah dan hijau giok khas kelenteng.
- Masjid Cheng Ho di Purbalingga
Beberapa daerah yang bukan merupakan pusat perdagangan atau pemerintahan yang tidak dikunjungi Laksamana Cheng Ho juga dibangun Masjid Cheng Ho, salah satunya di Purbalingga. Masjid Cheng Ho Purbalingga berada di Desa Selaganggeng, Purbalingga, Jawa Tengah. Arsitektur yang mencolok yaitu adanya relief bergambar naga dan patung singa yang terbuat dari lilin dengan lafadz Allah serta pintu masuk seperti pagoda.
- Masjid Cheng Ho di Banyuwangi
Masjid Cheng Ho lainnya yang dibangun di Pulau Jawa adalah yang terletak di Banyuwangi. Masjid ini dibangun dengan atap bertingkat dan ujung mengerucut khas bangunan kelenteng. Masjid ini dibangun bersama dengan kompleks Pondok Pesantren Adz-Zikra Muhammad Cheng Ho.
Selain yang telah disebutkan, ada beberapa Masjid Cheng Ho lainnya yang dibangun di beberapa wilayah di Indonesia. Masjid Cheng Ho sebagai simbol kerukunan antar umat beragama dengan mengadopsi arsitektur khas budaya Tiongkok.