Yuk Intip Kisah Misteri dan Sisi Pemanfaatan Sungai Cisadane

Sungai Cisadane atau yang lebih dikenal dengan nama kali Cisadane merupakan sungai dengan panjang 126 km dan melintasi kota Tangerang. Dari bagian hulu hingga di wilayah Tangerang, Cisadane memiliki tebing yang terjal dan dalam. Namun menuju muara, tebing sungai kian rendah dan alirannya mulai melebar. Sejak dulu sungai satu ini sudah dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar. Meskipun begitu, kisah misteri masih melekat erat dengan sungai ini. Yuk simak kisahnya disini.

Kisah Misteri yang Menyelimuti Kali Cisadane

Nama Cisadane ternyata berasal dari bahasa sansekerta ‘Sadane’ yang memiliki arti Kerajaan, sementara ‘Ci’ merupakan bahasa Sunda yang berarti air. Sehingga bisa diartikan bahwa kali Cisadane merupakan air istana kerajaan. Namun seorang budayawan Abah Mustayah, mengatakan jika ‘Cisadane’ berasal dari bahasa Sunda yang berarti air dengan riak yang bergemuruh. Hal ini dikarenakan dulu arus air sungai tersebut sangat deras dan bergemuruh.

Sungai satu ini ternyata menyimpan misteri, yang hingga sampai sekarang masih dipercaya oleh masyarakat setempat. Dikisahkan di sungai ini terdapat buaya putih, yang konon buaya tersebut pernah muncul menjelang banjir besar pada tahun 1932. Selain itu, di sungai ini juga terdapat misteri kura kura berukuran besar dan di punggung hewan tersebut terdapat tulisan aksara China. Dimana hewan tersebut muncul di sekitar Pengkok, yang biasanya digunakan untuk perayaan Pe Chun.

Peranan Kali Cisadane untuk Masyarakat Sekitar

Menurut sejarah, sudah dari dulu bahwa aliran Cisadane dimanfaatkan para pedagang Tionghoa untuk berlayar masuk ke pedalaman wilayah Tangerang. Dalam catatan sejarah sekitar abad 16, diketahui ada banyak kapal dagang skala kecil yang memasuki muara Cisadane melalui pesisir laut Jawa dan kemudian berlabuh ke Tangerang. Saat itu wilayah Mauh, Sewan, Kedaung, Teluk Niaga, dan Kampung Melayu masih berupa rawa rawa, sehingga muara Cisadane masih di dekat Tangerang.

Dari segi perairan, sungai Cisadane dimanfaatkan sebagai sumber air bersih untuk masyarakat. Yang mana pemanfaatan ini sudah dilakukan sejak tahun 1930-an oleh Hindia Belanda. Namun selain digunakan sebagai pemasok air, sungai satu ini semenjak tahun 1995 juga digunakan untuk perayaan festival lokal di Tangerang yaitu Festival Cisadane. Hingga kini aliran sungai ini masih dimanfaatkan untuk produksi air bersih wilayah Tangerang, pusat irigasi, dan juga sebagai tempat pengendalian banjir.

Diketahui, PDAM Tangerang memanfaatkan sungai ini untuk memberikan layanan air bersih kepada lebih dari 41 ribu pelanggan di kota Tangerang. Saat ini, PDAM sedang mengembangkan pemasangan jaringan pipa air bersih ke berbagai wilayah. Rencananya pipa tersebut akan digunakan untuk menyalurkan air dari Cisadane yang sudah dikelola, kemudian akan disalurkan kepada pelanggan di wilayah setempat.

Untuk segi wisata, sungai satu ini memiliki potensi yang cukup menjanjikan. Apalagi diketahui, jika di Cisadane memiliki agenda tahunan Festival Cisadane yang diselenggarakan oleh pemerintah kota Tangerang. Di acaranya festival ini, juga muncul wisata kuliner yang berada di sepanjang sungai. Rencananya potensi kali Cisadane akan dikembangkan dalam bentuk wisata air, salah satunya adalah rumah makan terapung.

Keberadaan kali Cisadane memang memberikan banyak manfaat kepada masyarakat sekitarnya. Untuk itu, ada baiknya sungai ini dijaga agar tetap bersih dari sampah dan limbah. Usahakan jangan membuang limbah rumah tangga ataupun pabrik ke sungai. Sebab air sungai ini merupakan sumber utama adanya air bersih untuk warga di kota. Untuk itu, ayo mulai sekarang kita jaga kebersihan Cisadane dari sampah dan juga limbah.